HILANGKAN BULLI DALAM PENDIDIKAN
Kekerasan dalam dunia pendidikan seakan tidak ada
habisnya. Tidak hanya kekerasan fisik namun juga kekerasan secara psikis yang
dapat menjadikan peserta didik kehilangan kepercayaan diri dalam kehidupan. Hal
ini seharusnya menjadi peringatan serius bagi seluruh stakehoulder yang
mempunyai kepentingan dalam proses pendidikan. Hal yang semakin membuat kita
miris adalah bahwasannya kasus demi kasus kekerasan yang terjadi tersebut
dilakukan oleh mereka yang seharusnya memberikan kenyamanan dan perlindungan
bagi sang anak, seperti keluarga, kerabat bahkan sekolah yang seharusnya
menjadi tempat paling menyenangkan bagi seorang peserta didik telah berubah
menjadi tempat paling menakutkan bagi mereka karena mereka tidak lagi
mendapatkan kenyamanan dan rasa aman.
Semua fakta dilapangan telah mengindikasikan bahwa ada
sesuatu yang salah dan harus segera diperbaiki dalam proses pendidikan saat
ini.
Bulli tidak hanya bersifat fisik, namun bulli secara
psikis pun tak kalah berbahaya dalam memberikan efek kepada siswa. Melalui
ucapan seorang guru bisa menyebabkan seorang siswa kehilangan kepercayaan diri.
Tahun ajaran baru merupakan tahun yang menyenangkan dalam
proses pendidikan. Karena di tahun ajaran baru para peserta didik akan
merasakan suasana sekolah baru, tempat duduk baru, teman-teman baru, dan akan
memberikan pengalaman baru dalam proses pendidikan yang akan dijalankan. Namun
sayangnya gambaran tentang pengalaman yang menyenangkan tersebut seketika akan
hilang ketika peserta didik tersebut dihadapkan pada tahapan MOS ( masa
orientasi siswa ) dimasing-masing sekolah. Sebenarnya tujuan dari MOS tidak
lain hanya diperuntukan agar para peserta didik baru lebih mengenal tempat
belajar mereka baik internal maupun eksternal. Namun dalam pelaksanaannya ada
beberapa hal yang menyimpang dari tujuan itu, misalnya dengan semakin
menjamurnya tradisi bully kepada peserta didik baru, hingga tidak
sedikit yang menimbulkan kekerasan fisik hingga mengakibatkan hilangnya nyawa.
Tentulah hal ini akan terus berlanjut ketika MOS tidak diarahkan kepada tujuan
awal pelaksanaannya, karena peserta didik yang di bully pada saat MOS
suatu saat nanti juga akan melakukan bully kepada juniornya, hal ini
akan terus berputar dan menjadi lingkaran setan dalam pelaksanaan proses
pendidikan. Pastinya kita tidak ingin melihat ataupun mendengar ada lagi nyawa
peserta didik yang melayang sia-sia. Untuk itu ada baiknya kita bersama-sama
kembali mengarahkan tujuan diadakannya MOS terhadap peserta didik. Adapun
hal-hal penting dalam pelaksanaan MOS bagi peserta didik baru antara lain:
Pertama : kepala sekolah atau yang diberikan wewenang,
bertanggung jawab untuk memberikan arahan kepada segenap jajaran guru maupun
siswa ( terutama OSIS ) tentang tujuan dari pelaksanaan MOS tersebut.
Kedua : dewan guru atau yang berwenang wajib mengetahui
rancangan kerja yang akan dilaksanakan dalam proses MOS, ini sebagai cara preventif
jika terdapat agenda acara yang tidak sesuai dengan tujuan pelaksanaan MOS.
Ketiga : jajaran dewan guru wajib bahu membahu untuk selalu
mengawasi pelaksanaan MOS tersebut. Tugas dari dewan guru ini hanyalah sebagai
guru pendamping dalam pelaksanaan MOS dilapangan. Hal ini bukan berarti
membatasi kreatifitas para pelaksana yang diemban oleh anggota OSIS, namun hal
ini sebagai sebuah antisipasi tentang adanya penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi dilapangan.
Keempat : untuk para pelaksana ( OSIS beserta anggotanya )
hendaknya jangan terlalu memaksakan dalam pelaksanaan agenda acara MOS. Jika
memang peserta didik baru tidak mampu untuk mengikuti setiap agenda acara, maka
sebaiknya segera menyiapkan satu acara pengganti. Dan jika menemukan kendala
yang tidak bisa diselesaikan segeralah meminta dewan guru atau yang berwenang
untuk menyelesaikan kendala tersebut.