RELEVANSI TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia secara umum dan
mutu pendidikan tinggi bisa dilihat dalam 2 perspektif. Pertama perspektif
Makro, yakni banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, diantaranya
faktor kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitas pendidikan, aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan. Kedua perspektif
mikro atau tinjauan secara sempit dan khusus, faktor dominan yang berpengaruh
dan berkontribusi besar terhadap mutu pendidikan ialah guru yang professional
dan guru yang sejahtera.
Dan peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran
merupakan inti dari reformasi pendidikan di Negara manapun. Hal ini disebabkan
oleh asumsi bahwa, peningkatan mutu sekolah yang memiliki peran penting dalam
peningkatan mutu pendidikan nasional, tergantung pada kualitas pembelajaran.
Namun, peningkatan kualitas pembelajaran sangat bersifat kontekstual, sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosial dan kultur sekolah dan lingkungannya. Berbagai
penelitian menunjukkan bagaimana pentingnya kondisi lingkungan sekolah
mempengaruhi kualitas pembelajaran dan kesemuanya bermuara pada suatu
pernyataan apabila ingin meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas sekolah
sebagai satu kesatuan di mana pembelajaran berlangsung harus ditingkatkan
Oleh karenanya mutu pendidikan diupayakan dengan segala upaya agar mutu pendidikan semakin meningkat, sehingga output atau lulusan pendidikan bisa memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing di era saat ini yakni era industry 4.0. Dan salah satu bentuk upaya untuk menjaga mutu pendidikan dengan jalan melalui teknologi pendidikan. Hal ini diperlukan karena ketika bicara output atau lulusan pendidikan, maka tertuju pada bagaimana proses belajar mengajarnya di kelas
Berkenaan hal tersebut cara yang tepat untuk mewujudkan belajar mengajar yang baik dengan jalan melalui pendekatan teknolgi pendidikan. Dengan teknolgi pendidikan akan bisa dicarikan akar permasalahan dan solusi mengatasi permasalah tersebut.
Berkenaan dengan tersebut artikel ini akan menguraikan dan menganalisis kaitannya relevansi teknologi pendidikan dan mutu pendidikan, sehingga bisa diambil pemahaman yang lebih komprehensif berkenaan dengan relevansi teknologi pendidikan dan mutu pendidikan
1.
Teknologi Pendidikan
a.
Teknologi
Menurut beberapa pendapat, bahwa teknologi dipahami
hanyalah sepanjang menyangkut soal permesinan. Selama ini kita menganggap bahwa
teknologi memang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kita terbiasa
dan cenderung menganggap teknologi sebagai peralatan dan berkaitan dengan
mesin, komputer dan serba elektronik. Padahal arti teknologi sangat luas dan
tergantung peran teknologi itu sendiri bagi manusia.
Finn (1960) seperti yang dikutip oleh Gentry
menyatakan, “selain diartikan sebagai mesin, teknologi bisa mencakup proses,
sistem, manajemen, dan mekanisme pantauan; baik manusia itu sendiri atau bukan,
serta secara luas, cara pandang terhadap masalah berikut lingkupnya, tingkat
kesukaran, studi kelayakan, serta cara mengatasi masalah secara teknis dan
ekonomis.
Dalam hal yang sama, ia mengutip pula konsep Simon (1983) “teknologi sebagai disiplin rasional, dirancang untuk meyakinkan manusia akan keahliannya menghadapi alam fisik atau lingkungan. Pemikiran Sattler tidak jauh berbeda dengan Finn dan Simon. Ia mengutip asal katanya-techne dalam bahasa Yunani, dengan makna seni, kerajinan tangan, atau keahlian. Kemudian ia menerangkan bahwa teknologi bagi bangsa Yunani kuno diakui sebagai suatu kegiatan khusus, dan sebagai pengetahuan. Menurut Paul Saettler (1968) selain mengarah pada permesinan, teknologi meliputi proses, sistem manajemen dan mekanisme kendali manusia dan bukan manusia.
Pendapat Saettler Ini mengacu pada konsep Mitcham. Ia mencantumkan uraian Aristoteles tentang techne sebagai penerapan (ilmu) pengetahuan sistematis agar menghasilkan kegiatan (manusia) yang baik. Pendapat Heinich, Molenda, dan Russell (1993) memperkuat asumsi sebelumnya. Menurut mereka, “teknologi merupakan penerapan pengetahuan yang ilmiah, dan tertata. Teknologi sebagai suatu proses atau cara berpikir bukan hanya produk seperti computer, satelit dan sebagainya. Ketiga pakar ini membedakan antara teknologi yang menggunakan perangkat lunak (soft technology) dengan teknologi yang menggunakan perangkat keras (hard technology). Selain itu, mereka menyatakan “teknologi sebagai suatu pengetahuan diterapkan oleh manusia untuk mengatasi masalah dan melaksanakan tugas dengan cara sistematis dan ilmiah. Dari beberapa pendapat diatas bisa diambil kesimpulan bahwa yang dikehendaki dari teknologi adalah sesuatu yang diterapkan oleh manusia untuk mengatasi masalah secara sistematis dan ilmiah, serta sesuatu yang bukan hanya fokus pada produk saja namun juga cara berpikirnya
Definis kata pendidikan, dapat diuraikan dari terminology kata pen-didik-an. Asal kata didik adalah dari kata kerja mendidik berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Asal kerja didikan (kamus besar bahasa Indonesia:2002) yang berarti (1) hasil mendidik, (2) yang dididik, (3) cara mendidik.
Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses perbuatan dan cara mendidik Pendidikan adalah pembentukan manusia suatu proses pembentukan manusia agar dapat menjalankan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisen. Pada posisi tertentu pendidikan berbeda dengan pengajaran. Pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek potensi yang menyertainya. Dari pengertian pendidikan tersebut ada kata kunci yang menjadi objek pembicaraan yaitu manusia. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan siapa yang harus dididik. Manusia yang menjadi sentral pembahasan dalam pendidikan, ia dibentuk agar menjadi dewasa dan dapat memaksimalkan potensi (kemampuan) dasar yang dimilikinya sejak ia lahir kedunia. Secara psikis (kejiawaan) setiap manusia yang lahir ke dunia (keadaan normal red) ia mempunya potensi dasar asasi yang dibawanya yaitu:
1) Potensi pengindraan, berupa penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), pengecapan (lidah), dan perabaan (kulit)
2) Potensi pikiran (otak).
4) Potensi cipta (gagasan/konsep)
5) Petensi karya (berbuat/bekerja) dan
6) Potensi budi nurani atau hati nurani (perasaan/emosi)
Dua petensi besar manusia yaitu fisik dan psikis dibangun dan dikembangkan secara simultan, terkait satu sama lain yang menjadi satu kesatuan utuh. Manusia mampu dikenal orang lain sebagai manusia, manakala dia mempunyai keunggulan kemampuan pilar pisik dan psikis cukup baik dan normal. Perangkat potensi di atas masing-masing manusia pada prinsipnya hampir sama, yang membedakan adalah genetis dari orangtuanya. Semua anak manusia terlahir dalam keadaan tidak berdaya (tidak punya kemampuan apa-apa) baik secara fisik dan psikis, kalau menurut pandangan agama anak terlahir dalam keadaan fitrah (suci bersih) dan dhaif (lemah). Apa dapat berkembang, maka potensi dasar itu harus dibangun, dibentuk, diajari, dilatih, dididik, ditunjukkan, diarahkan, dan dibimbing oleh orang-orang dewasa yang ada disekitarnya. Sedangkan definisi teknologi pendidikan, ada beberapa pendapat:
a) Prof Sutomo dan Drs. Sugito, M.Pd, teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu untuk menganalisi serta memecahkan masalah belajar atau pendidikan manusia.
b) Mackenzie, dkk. Teknologi pendidikan yaitu suatu usaha mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi permasalahan. Jadi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, akan tetapi lebih banyak penggunaan unsur berpikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah.
Dengan demikian definisi teknologi pendidikan adalah proses yang rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menggunakan, mengevaluasi, dan mengelola seluruh upaya pemecahan masalahnya yang termasuk dalam seluruh aspek belajar (manusia)
Jadi teknologi pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa:
1) Teknologi pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar
2) Teknologi dapat juga terdiri dari segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk melibatkan pelajaran; strategi belajar kognitif dan keterampilan berpikir kritis
3) Belajar teknologi bisa dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif, konstruktif, autentik dan kooperatif serta bertujuan.
Teknologi pendidikan bukanlah seledar mesin dan orang. Teknologi pendidikan merupakan perpaduan yang kompleks dari organisasi manusia dan mesin, ide, prosedur dan pengelolaan sistem pendidikan. Teknologi pendidikan memperluas bidang-bidang pengembangan teoritik, riset dan implementasinya dalam bidang pendidikan. Jika diterapkan dalam dunia pendidikan, teknologi merupakan proses yang kompleks lagi terpadu untuk menganalisis masalah mencari jalan pemecahannya, mengimplemtasikan, mengelola dan mengontrol serta mengevaluasi pemecahan masalah terhadap masalah masalah pendidikan. Dengan demikian teknologi pendidikan memiliki peran yang signifikan dalam dunia pendidikan baik dari segi pelaksanaan dan pengembangannya.
Secara umum, mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja atau upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik yang tangible maupun yang intangible. Mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. Mutu terkadang dianggap sebagai sebuah konsep yang penuh teka- teki, dianggap hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Mutu terkadang juga menimbulkan perbedaan dan pertentangan antara pendapat yang satu dan pendapat yang lain sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda dari para pakar. Mutu memiliki pengertian yang beragam dan memiliki implikasi yang berbeda jika diterapkan pada sesuatu tergantung pada barang apa yang dihasilkan, dipakai dan anggapan orang. Dari paparan teknologi dan mutu pendidikan pada pembahasan sebelumnya, bahwa adanya relevansi atau keterkaitan antara teknologi pendidikan dengan mutu pendidikan, karena mutu pendidikan berkenaan dengan segala yang menjadi tercapainya pendidikan bermutu baik dari segi prestasi siswa, kualitas mengajar, maupun kinerja sekolah bisa tercapai dengan baik melalui pendekatan teknologi pendidikan. Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa teknologi pendidikan adalah proses yang rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menggunakan, mengevaluasi, dan mengelola seluruh upaya pemecahan masalahnya yang termasuk dalam seluruh aspek belajar (manusia) Dilihat definisi tersebut menunjukkan bahwa permasalahan yang titik tekannya berkenaan dalam pelaksanaan pendidikan termasuk didalamnya masalah belajar mengajar, maka teknologi pendididikan merupakan upaya yang tepat, karena melibatkan orang-orang yang memiliki peran penting di permasalahan pendidikan tersebut, kemudian diatur dengan prosedur yang ada dan tahap selanjutnya diorganisasi untuk dianalisis dan dicarikan solusi pemecahannya. Menurut Ely (1979), pada umumnya teknologi pendidikan dianggap mempunyai potensi untuk Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan jalan:
b. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan belajar anak
a. Mengurangi control guru yang kaku dan tradisional
a. Perencanaan program pengajaran yang lebih sistematis
b. Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tentang perilaku
4. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan:
b. Penyajian informasi dan data secara lebih kongkret
5. Memungkinkan belajar secara seketika (immediacy of learning) karena dapat:
a. Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran did alam dan diluar sekolah
b. Memberikan pengetahuan langsung
DAFTAR RUJUKAN
Hadis, Abdul dan
Nurhayati B. 2010. Manajemen Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Maswan dan Khoirul Muslimin. 2017. Teknologi pendidikan: penerapan pembelajaran yang sistematis.
Yogyakarta: Pustaka pelajar
Nasution. 2015.Teknologi Pendidikan. Cet 8. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nur Zazin. 2011.
Gerakan menata mutu pendidikan teori dan aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Zamroni. 2011. DInamika
Peningkatan Mutu cet 1. Yogyakarta: Gavin Kalam Utama.