KURIKULUM 2013 “OPTIMIS BISA”
Sejak
digulirkannya kurikulum 2013 dengan tema pembelajaran tematik integratif banyak
pro dan kontra yang muncul. Kelompok pro menyatakan bahwa kurikulum 2013
merupakan model ideal untuk menyiapkan generasi emas indonesia tahun 2045 yang
bertepatan dengan ulang tahun ke 100 kemerdekaan indonesia, karena model
kurikulum ini mengusung pembelajaran tematik integratif yaitu mengkaitkan
setiap mata pelajaran dengan tema tertentu, sehingga akan terbentuk
pembelajaran penuh nilai ( meaning full education ), dengan paradigma student
center learning.
Setidaknya
ada dua hal yang pemerintah targetkan dalam K13 yaitu : pengintegrasian antar
mata pelajaran, dan penerapan pendekatan saintifik. Pertama Pemerintah
menghendaki model pembelajaran terintegrasi antar mata pelajaran atau model
jaring laba-laba (spider webbed), yang mengkaitkan berbagai mata
pelajaran mulai dari MTK,IPA,IPS,PKn dengan tema tertentu. Karena selama ini pembelajaran bersifat
parsial, terpisah satu dengan yang lain, kurang menyatu sehingga antar mata
pelajaran tidak saling menyapa, lebih ironis lagi pembelajaran seakan anti
realitas, sehingga out put yang dihasilkan hanya menambah jumlah pengangguran atau
jika bekerja pun mereka bekerja bukan pada bidang yang sesuai dengan
keahliannya ( mismatch ). Kurikulum 2013 dengan tematik integratif
membawa misi penyatuan berbagai mata pelajaran ke dalam tema yang telah
ditentukan, sehingga peserta didik tanpa sadar telah menguasai berbagai
pelajaran, sehingga menjadi pembelajaran yang aplikatif dan penuh nilai. Kedua
: pendekatan saintifik yaitu mengarahkan peserta didik agar banyak
memahami, mencari, meniliti dan mengaplikasikannya, maka pembelajaran akan
membentuk peserta didik menjadi aktif, kreatif, kritis dan inovatif.
Sasaran
penerapan pendidikan dasar adalah pendidikan dasar ( kelas satu hingga kelas
tiga), menurut Jean Piaget pada usia ini ( 7-10 ) seorang anak berada pada taraf
berfikir operasional kongkret yaitu taraf dimana seorang anak akan berfikir
secara kongkret dan mengkaitkan antara apa yang mereka pahami dengan realitas
yang terjadi dalam kehidupan. Menurut Desmita (2006) pada taraf operasional
kongkret seorang anak akan berubah pola berfikir yang semula bersifat
imajinatif dan egosentris berubah kearah pola berfikir kongkret, rasional, dan
objektif. Selain itu pola berfikir anak bersifat holistik yang memandang segala
sesuatu secara global, dan saling terkait. Maka sangat jelas menurut golongan
yang pro penerapan K13 sangat mendesak untuk direalisasikan, mengingat
pembelajaran yang selama ini berlangsung hanya menekankan aspek kognitif berupa
hafalan, tanpa mengkaitkan dengan realita kehidupan sehingga kering nilai.
Adapun
yang kontra menyakini dan telah merasakan bahwa proses pembelajaran dalam
kurikulum 2013 belum siap untuk dilaksanakan, karena mepetnya persiapan
menyebabkan berbagai kendala mulai muncul saat ini, mulai dari ketersediaan
buku panduan, hingga ribetnya model penilaian yang digunakan yaitu penilaian
autentik. Penilaian autentik yang menggunakan pendekatan saintifik diyakini
akan sulit diterapkan oleh guru karena berbagai sebab, diantaranya kurangnya
sosialisasi model penilaian tersebut. Dalam penilaian autentik seorang guru
harus membuat laporan bagi setiap peserta didik, tidak hanya ketika akhir
semester, namun selama proses pembelajaran. Dapat dibayangkan bahwa pekerjaan
berat sebagai guru telah menumpuk dengan proses penilaian tersebut. Ada
kekwatiran bahwa energi guru akan habis dalam proses penilaian saja, tentu ini
sangat tidak efektif. Oleh sebab itu sebagian kelompok masyarakat semakin yakin
bahwa kurikulum 2013 akan sulit direalisasikan dalam waktu dekat ini.
Selain
pro dan kontra tersebut diatas, ada problem lain yaitu terkait dengan mata
pelajaran agama di madrasah. karena hingga saat ini di tingkat pendidikan dasar
terutama di Madrasah mata pelajaran
agama ( SKI, QH, AQ, Fiqih ) masih terpisah dengan mata pelajaran yang lain.
Mata pelajaran agama belum bisa terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain. Jika
hal ini tidak segera dicarikan solusi tentu menjadi masalah yang
berkepanjangan, dan menjadi sebab gagalnya implementasi kurikulum 2013.
Terlepas
dari pro dan kontra kita layak memberikan apresiasi positif atas agenda
pemerintah dalam kurikulum 2013, dan kita harus optimis untuk terealisasinya
generasi emas di ulang tahun ke-100 bangsa kita ini. Kurikulum 2013 optimis
bisa.
belajar dan terus belajar
BalasHapus