Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
Mengamati
berbagai pemberitaan baik dari surat kabar maupun secara online tentang
pendidikan saat ini ada rasa kecewa yang muncul dalam hati saya, sebagai
seorang yang bergelut dengan dunia pendidikan rasa gelisah menyeruak di hati, dan
selalu muncul pertanyaan dalam benak saya : “ bagaimanakah sebenarnya proses
pendidikan yang harus diterapkan di indonesia”??? karena hingga saat ini
berbagai teori, kritik serta saran telah dihadirkan demi mencari solusi yang
solutif bagi perbaikan dan perkembangan pendidikan yang lebih baik demi masa
depan Indonesia.
Hal
pertama yang harus diperhatikan untuk menganalisis suatu permasalahan adalah
dengan mengamati akar masalah atau filsafat yang mendasarinya. Pendidikan di
indonesia masih tergolong pendidikan klasik, dengan paradigma pemikiran
Nativisme yang cenderung memberikan porsi besar kepada guru dalam proses
pembelajaran atau teacher centered learn. Perubahan paradigma
pembelajaran yang berpusat pada guru ( teacher centered learn ) menjadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik ( student centered learn ) menuntut
pembelajaran didesain secara menyenangkan, perubahan paradigma ini adalah hasil
dari runtuhnya teori tabula rasa John Locke yang mengatakan bahwa peserta didik
seperti kertas kosong atau seperti botol kosong yang siap di isi dengan
pengetahuan oleh sang guru. Ada kepingan yang hilang dalam proses pembelajaran yang
terpusat pada guru yaitu hilangnya aspek hiburan yang menyenangkan, sehingga
proses pembelajaran berjalan kaku, membosankan, tak sedikit pun terlihat senyum
antusias peserta didik selama proses pembelajaran. Guru masih terkurung dalam
paradigma bahwa ketika dia mengajar maka otomatis peserta didik akan belajar,
guru kurang memperhatikan jiwa dari peserta didik dalam ruang belajar, bagi
mereka yang terpenting adalah tercapainya ketuntasan kurikulum sebagai target
profesionalitas, tentu ini tidak seluruhnya benar namun fakta itu tidak dapat
di pungkiri, dan sudah seharusnya dirubah.
Angin
segar tentang perkembangan pendidikan semakin terlihat dengan temuan-temuan
tentang teori tentang potensi manusia. Penemuan-penemuan mutakhir tentang
potensi otak manusia menyimpulkan bahwa otak manusia akan bekerja semakin aktif
jika kondisi seseorang merasa nyaman, tanpa tekanan dan beban. Salah satu teori
yang muncul misalnya teori Triune ( 3 in 1 ) yang membagi otak manusia menjadi
3 bagian yaitu otak batang ( reptil ), otak mamalia, serta bagian
neokorteks. Masing- masing bagian ini mempunyai fungsi yang berbeda, otak
reptil berfungsi untuk Mempertahankan kelangsungan hidup, Menentukan untuk
menghadapi ancaman atau lari, jika informasi selama kegiatan pembelajaran hanya
masuk pada bagian otak ini maka peserta didik cenderung menutup diri, tidak mau
ikut aktif dalam proses, bahkan mereka sering membuat onar mengganggu teman,
hal itu karena informasi yang diterima tidak diteruskan ke bagian neokorteks
sebagai pusat kecerdasan, tapi hanya masuk dibagian otak batang atau reptil. lalu
otak mamalia, merupan bagian otak yang Berfungsi untuk mengatur emosi atau
perasaan, Mengatur bioritmik ( yaitu rasa lapar, haus ), Sistem kekebalan,
bagian otak ini miskin kreatifas, berfungsi pula untuk menerima semua
informasi, jika infomasi yang diterima terasa tidak nyaman maka akan dimasukkan
ke dalam bagian batang atau otak reptil, sedangkan jika informasi terasa
menyenangkan maka akan dialirkan kebagian neokorteks. Bagian yang terakhir
adalah bagian neokorteks, merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai pusat
berfikir cerdas, otak ini mengatur segala bentuk kreatifitas berfikir manusia,
jika informasi yang diterima sampai pada bagian ini maka peserta didik akan
dengan mudah mengikuti pembelajaran, dan hasilnya akan semakin maksimal.
Konklusi
dari teori otak Triune adalah bahwa jika seorang peserta didik merasa nyaman,
dan senang dalam proses pembelajaran maka dia akan bisa dengan mudah menyerap
materi pembelajaran yang diberikan. Lalu bagaimanakah cara untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik merasa nyaman, dan prestasi
mereka bisa melejit???
Salah
satu cara untuk melejitkan prestasi peserta didik adalah dengan mengaplikasikan
teori Quantum dalam proses pembelajaran, atau Quantum Learning. Era Quantum
telah merambah kesegala sisi kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang
pendidikan, sehingga muncul teori Quantum Learning yang menghendaki
lompatan-lompatan yang dilakukan dalam pendidikan oleh peserta didik. Pada Era
Quantum inilah muncul berbagai teori pembelajaran yang menyenangkan dan
diharapkan mampu memberikan hasil yang maksimal. Ada tiga langkah yang bisa
dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan diantaranya yaitu :
Pertama
: Menciptakan ruang pembelajaran yang nyaman, langkah ini dapat
dilakukan dengan menambahkan poster-poster atau gambar-gambar yang relevan
sesuai dengan tema pembelajaran, poster-poster berwarna akan membangkitkan bakat dan minat peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Kedua
: Membunyikan musik, karena musik terbukti bisa meningkatkan kosentrasi
dari peserta didik, hal ini karena otak manusia terbagi menjadi dua yaitu otak
kanan dan otak kiri, kedua otak ini sama-sama aktif ketika sehingga saling
saling berebut, otak kiri yang berfungsi untuk berfikir logis sering diganggu
otak kanan, dan musik bisa menjadikan otak kanan sibuk tanpa harus mengganggu
otak kiri untuk konsentrasi.
Ketiga
: Menggunakan humor, penggunaan humor ini dapat dilakukan pada saat
peserta didik telah mulai kelelahan. Walau pun tidak semua pendidik mempunyai sense
of humor namun pendidik bisa berlatih agar bisa mempunyai keterampilan
mengajar agar peserta didik dapat belajar dengan suasana menyenangkan, sehingga
mereka akan semakin menikmati proses pembelajaran, dan dapat mencapai target
yang diinginkan.
Setidaknya
dengan ketiga cara tersebut diatas dapat menemukan lalu membangkitkan potensi
setiap peserta didik dalam proses pembelajaran, mereka pun akan semakin nyaman
dan senang dalam proses pembelajaran sehingga akan tercipta pembelajaran yang
penuh arti ( meaningful
learning), karena setiap anak istimewa
dengan potensi dalam diri mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar