Sabtu, 21 Januari 2017

EDUTAINMENT LEARNING



Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
Mengamati berbagai pemberitaan baik dari surat kabar maupun secara online tentang pendidikan saat ini ada rasa kecewa yang muncul dalam hati saya, sebagai seorang yang bergelut dengan dunia pendidikan rasa gelisah menyeruak di hati, dan selalu muncul pertanyaan dalam benak saya : “ bagaimanakah sebenarnya proses pendidikan yang harus diterapkan di indonesia”??? karena hingga saat ini berbagai teori, kritik serta saran telah dihadirkan demi mencari solusi yang solutif bagi perbaikan dan perkembangan pendidikan yang lebih baik demi masa depan Indonesia.
Hal pertama yang harus diperhatikan untuk menganalisis suatu permasalahan adalah dengan mengamati akar masalah atau filsafat yang mendasarinya. Pendidikan di indonesia masih tergolong pendidikan klasik, dengan paradigma pemikiran Nativisme yang cenderung memberikan porsi besar kepada guru dalam proses pembelajaran atau teacher centered learn. Perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru ( teacher centered learn ) menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik ( student centered learn ) menuntut pembelajaran didesain secara menyenangkan, perubahan paradigma ini adalah hasil dari runtuhnya teori tabula rasa John Locke yang mengatakan bahwa peserta didik seperti kertas kosong atau seperti botol kosong yang siap di isi dengan pengetahuan oleh sang guru. Ada kepingan yang hilang dalam proses pembelajaran yang terpusat pada guru yaitu hilangnya aspek hiburan yang menyenangkan, sehingga proses pembelajaran berjalan kaku, membosankan, tak sedikit pun terlihat senyum antusias peserta didik selama proses pembelajaran. Guru masih terkurung dalam paradigma bahwa ketika dia mengajar maka otomatis peserta didik akan belajar, guru kurang memperhatikan jiwa dari peserta didik dalam ruang belajar, bagi mereka yang terpenting adalah tercapainya ketuntasan kurikulum sebagai target profesionalitas, tentu ini tidak seluruhnya benar namun fakta itu tidak dapat di pungkiri, dan sudah seharusnya dirubah.  
Angin segar tentang perkembangan pendidikan semakin terlihat dengan temuan-temuan tentang teori tentang potensi manusia. Penemuan-penemuan mutakhir tentang potensi otak manusia menyimpulkan bahwa otak manusia akan bekerja semakin aktif jika kondisi seseorang merasa nyaman, tanpa tekanan dan beban. Salah satu teori yang muncul misalnya teori Triune ( 3 in 1 ) yang membagi otak manusia menjadi 3 bagian yaitu otak batang ( reptil ), otak mamalia, serta bagian neokorteks. Masing- masing bagian ini mempunyai fungsi yang berbeda, otak reptil berfungsi untuk Mempertahankan kelangsungan hidup, Menentukan untuk menghadapi ancaman atau lari, jika informasi selama kegiatan pembelajaran hanya masuk pada bagian otak ini maka peserta didik cenderung menutup diri, tidak mau ikut aktif dalam proses, bahkan mereka sering membuat onar mengganggu teman, hal itu karena informasi yang diterima tidak diteruskan ke bagian neokorteks sebagai pusat kecerdasan, tapi hanya masuk dibagian otak batang atau reptil. lalu otak mamalia, merupan bagian otak yang Berfungsi untuk mengatur emosi atau perasaan, Mengatur bioritmik ( yaitu rasa lapar, haus ), Sistem kekebalan, bagian otak ini miskin kreatifas, berfungsi pula untuk menerima semua informasi, jika infomasi yang diterima terasa tidak nyaman maka akan dimasukkan ke dalam bagian batang atau otak reptil, sedangkan jika informasi terasa menyenangkan maka akan dialirkan kebagian neokorteks. Bagian yang terakhir adalah bagian neokorteks, merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai pusat berfikir cerdas, otak ini mengatur segala bentuk kreatifitas berfikir manusia, jika informasi yang diterima sampai pada bagian ini maka peserta didik akan dengan mudah mengikuti pembelajaran, dan hasilnya akan semakin maksimal.
Konklusi dari teori otak Triune adalah bahwa jika seorang peserta didik merasa nyaman, dan senang dalam proses pembelajaran maka dia akan bisa dengan mudah menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Lalu bagaimanakah cara untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik merasa nyaman, dan prestasi mereka bisa melejit???
Salah satu cara untuk melejitkan prestasi peserta didik adalah dengan mengaplikasikan teori Quantum dalam proses pembelajaran, atau Quantum Learning. Era Quantum telah merambah kesegala sisi kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan, sehingga muncul teori Quantum Learning yang menghendaki lompatan-lompatan yang dilakukan dalam pendidikan oleh peserta didik. Pada Era Quantum inilah muncul berbagai teori pembelajaran yang menyenangkan dan diharapkan mampu memberikan hasil yang maksimal. Ada tiga langkah yang bisa dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan diantaranya yaitu :
Pertama : Menciptakan ruang pembelajaran yang nyaman, langkah ini dapat dilakukan dengan menambahkan poster-poster atau gambar-gambar yang relevan sesuai dengan tema pembelajaran, poster-poster berwarna akan membangkitkan  bakat dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kedua : Membunyikan musik, karena musik terbukti bisa meningkatkan kosentrasi dari peserta didik, hal ini karena otak manusia terbagi menjadi dua yaitu otak kanan dan otak kiri, kedua otak ini sama-sama aktif ketika sehingga saling saling berebut, otak kiri yang berfungsi untuk berfikir logis sering diganggu otak kanan, dan musik bisa menjadikan otak kanan sibuk tanpa harus mengganggu otak kiri untuk konsentrasi.
Ketiga : Menggunakan humor, penggunaan humor ini dapat dilakukan pada saat peserta didik telah mulai kelelahan. Walau pun tidak semua pendidik mempunyai sense of humor namun pendidik bisa berlatih agar bisa mempunyai keterampilan mengajar agar peserta didik dapat belajar dengan suasana menyenangkan, sehingga mereka akan semakin menikmati proses pembelajaran, dan dapat mencapai target yang diinginkan.
Setidaknya dengan ketiga cara tersebut diatas dapat menemukan lalu membangkitkan potensi setiap peserta didik dalam proses pembelajaran, mereka pun akan semakin nyaman dan senang dalam proses pembelajaran sehingga akan tercipta pembelajaran yang penuh arti ( meaningful learning), karena setiap anak istimewa dengan potensi dalam diri mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar