URGENSI HIDDEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN KELUARGA
*Oleh : Syaifur Rohman,
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dengan orangtua yang berperan sebagai pendidik atau
guru. Orang tua adalah pendidik kodrati, karena secara kodrat orang tua diberikan
anugerah oleh tuhan berupa naluri untuk melestarikan keturunan. Karena naluri
ini, timbul rasa kasih sayang para orangtua kepada anaknya, hingga secara moral
mereka terbebani tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi, melindungi serta
membimbing anak-anak mereka. Begitu vital peran keluarga dalam proses
pendidikan seorang anak, sehingga tidak mengherankan jika dikatakan bahwa
keluarga adalah tempat pendidikan yang pertama dan utama.
Namun kebanyakan proses pendidikan dalam keluarga hanya berlangsung
berdasarkan naluri untuk mempertahankan keturunan sehingga proses pendidikan
tersebut tidak didasarkan kepada ilmu
mendidik dan tidak mempunyai tujuan yang jelas. Banyak keluarga yang mengajari
serta mengarahkan anak-anak mereka hanya berdasarkan apa yang telah mereka
terima di keluarga mereka pada masa lalu, sehingga tidak bisa memberikan hasil
yang maksimal dalam perkembangan potensi yang dimiliki sang anak. Mungkin orang
tua dapat berhasil dengan bimbingan total dari sang keluarga dengan mengarahkan
kepada satu bakat tertentu, namun belum tentu hal itu dapat diterapkan kepada
generasi selanjutnya karena satu generasi mempunyai potensi yang berbeda dengan
generasi sebelumnya. Banyak keluarga yang gagal dalam mengarahkan anak-anak
mereka hingga mengakibatkan keputusasaan baik pihak orang tua maupun sang anak.
Orang tua menganggap sang anak suka membantah, sedangkan sang anak menyakini
bahwa orang tua mereka terlalu egois dan tidak toleran.
Untuk itu penting dalam keluarga untuk setidaknya mempunyai hidden kurikulum
dalam proses pendidikan bagi sang anak. Hidden kurikulum atau kurikulum
yang tersembunyi dapat menjadi pengarah dalam proses pendidikan dalam keluarga,
hidden kurikulum tidak secara konkret ditulis namun dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal yang diperlukan dalam membangun hidden kurikulum
dalam keluarga adalah membangun komunikasi aktif antara orang tua dan sang
anak, karena dengan komunikasi aktif ini orang tua dapat mengidentifikasi
potensi yang dimiliki sang anak sehingga dapat diarahkan secara maksimal. Selanjutnya
setelah terlihat bakat sang anak orang tua mulai memberikan rangkaian kegiatan
yang dapat memacu semangat sang anak untuk mengeksplorasi potensi dalam diri
mereka, misal sang anak mempunyai potensi kinestetik atau psikomotorik
maka orang tua dapat mengajaknya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
melibatkan gerak tubuh, seperti berolahraga dll. Lalu yang tidak kalah penting
adalah adanya figur yang menjadi contoh nyata dalam kehidupan sang anak. Dalam hal ini orang tua dituntut untuk
melaksanakan terlebih dahulu apa yang diperintahkan kepada sang anak, misal
untuk mengajari sang anak rajin beribadah maka orang tua berkewajiban untuk
melakukan ibadah tersebut terlebih dahulu sehingga sang anak akan dengan mudah
meniru apa yang dikerjakan orang tua mereka. Akhirnya diharapkan dengan adanya hidden
kurikulum dalam pendidikan keluarga dapat menghasilkan anak-anak yang
mendapatkan tempat untuk memaksimalkan potensi yang ada didalam diri mereka,
karena keluarga adalah tempat pertama bagi seorang anak untuk belajar dalam
kehidupan sebagai bekal masa depan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar