Selasa, 29 Desember 2015



URGENSI HIDDEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN KELUARGA
*Oleh : Syaifur Rohman,
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dengan  orangtua yang berperan sebagai pendidik atau guru. Orang tua adalah pendidik kodrati, karena secara kodrat orang tua diberikan anugerah oleh tuhan berupa naluri untuk melestarikan keturunan. Karena naluri ini, timbul rasa kasih sayang para orangtua kepada anaknya, hingga secara moral mereka terbebani tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi, melindungi serta membimbing anak-anak mereka. Begitu vital peran keluarga dalam proses pendidikan seorang anak, sehingga tidak mengherankan jika dikatakan bahwa keluarga adalah tempat pendidikan yang pertama dan utama.
Namun kebanyakan proses pendidikan dalam keluarga hanya berlangsung berdasarkan naluri untuk mempertahankan keturunan sehingga proses pendidikan tersebut tidak  didasarkan kepada ilmu mendidik dan tidak mempunyai tujuan yang jelas. Banyak keluarga yang mengajari serta mengarahkan anak-anak mereka hanya berdasarkan apa yang telah mereka terima di keluarga mereka pada masa lalu, sehingga tidak bisa memberikan hasil yang maksimal dalam perkembangan potensi yang dimiliki sang anak. Mungkin orang tua dapat berhasil dengan bimbingan total dari sang keluarga dengan mengarahkan kepada satu bakat tertentu, namun belum tentu hal itu dapat diterapkan kepada generasi selanjutnya karena satu generasi mempunyai potensi yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Banyak keluarga yang gagal dalam mengarahkan anak-anak mereka hingga mengakibatkan keputusasaan baik pihak orang tua maupun sang anak. Orang tua menganggap sang anak suka membantah, sedangkan sang anak menyakini bahwa orang tua mereka terlalu egois dan tidak toleran.
Untuk itu penting dalam keluarga untuk setidaknya mempunyai hidden kurikulum dalam proses pendidikan bagi sang anak. Hidden kurikulum atau kurikulum yang tersembunyi dapat menjadi pengarah dalam proses pendidikan dalam keluarga, hidden kurikulum tidak secara konkret ditulis namun dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang diperlukan dalam membangun hidden kurikulum dalam keluarga adalah membangun komunikasi aktif antara orang tua dan sang anak, karena dengan komunikasi aktif ini orang tua dapat mengidentifikasi potensi yang dimiliki sang anak sehingga dapat diarahkan secara maksimal. Selanjutnya setelah terlihat bakat sang anak orang tua mulai memberikan rangkaian kegiatan yang dapat memacu semangat sang anak untuk mengeksplorasi potensi dalam diri mereka, misal sang anak mempunyai potensi kinestetik atau psikomotorik maka orang tua dapat mengajaknya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan gerak tubuh, seperti berolahraga dll. Lalu yang tidak kalah penting adalah adanya figur yang menjadi contoh nyata dalam kehidupan sang  anak. Dalam hal ini orang tua dituntut untuk melaksanakan terlebih dahulu apa yang diperintahkan kepada sang anak, misal untuk mengajari sang anak rajin beribadah maka orang tua berkewajiban untuk melakukan ibadah tersebut terlebih dahulu sehingga sang anak akan dengan mudah meniru apa yang dikerjakan orang tua mereka. Akhirnya diharapkan dengan adanya hidden kurikulum dalam pendidikan keluarga dapat menghasilkan anak-anak yang mendapatkan tempat untuk memaksimalkan potensi yang ada didalam diri mereka, karena keluarga adalah tempat pertama bagi seorang anak untuk belajar dalam kehidupan sebagai bekal masa depan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar